Pagi itu aku masuk kelas seperti biasa, aku duduk, salam dan kemudian..
"Kalian tahu kan pekan ini adalah pekan terakhir saya mengajar kalian?" Pertanyaanku membuka kelas pagi itu.Santri kelas 8 melebarkan mata kaget dan bertanya
"Hah?"
"No, why, Sir?"
Perpisahan ini tidak direncanakan di rapat akhir tahun sekolah. Ada perubahan kurikulum saat KBM awal tahun sudah dimulai. Dan setelah saya diskusi dan negoisasi cukup panjang, akhirnya saya ditransfer jadi mengajar kelas 9 dan kelas 7, dan meninggalkan kelas 8. Kelas 8 tentu tidak siap dengan perpisahan yang tiba-tiba ini.
Mereka terlihat sedih. It broke my heart looking at their sad faces. I was trying so hard to not cry. Setelah menceritakan kronologi kenapa saya tak mengajar kelas 8 di semester ini. Saya tutup dengan sebuah quote hidup yang saya sendiri masih harus belajar.
"Ya tidak apa, itulah hidup, penuh kejutan, kita gak pernah ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Siapa tahu nanti di tengah semester saya dipindah lagi mengajar kelas 8?"
Salah satu siswa mendekatiku,
"Yah Sir, padahal di papan tulis kelas kita yang baru ini sudah ditulis @Mindbowen #2"
Velosterians (kelas 8) have this silly thing that they do to me. Mereka menulis alamat Instagram mereka di bagian paling atas whiteboard kelas mereka dan tak pernah dihapus for whatever reason.
Di kelas baru, mereka menulis hal yang sama, hanya saja ada angka 2 disampingnya yang menandakan menuju tahun KE DUA saya ajar. The sweetest and the silliest thing at the same time.
Thank you for the bittersweet ONE SOLID YEAR, Veloster!
.
.
.
Beberapa hari setelahnya, Velosterian bertanya,
"So, Sir, are 7th graders better than us?"
Is that a jealousy ?

0 Comments:
Post a Comment